Naiknya harga bahan bakar minyak serta elpiji dari tahun ke tahun, tak bisa dipungkiri turut mempersulit kehidupan masyarakat. Apalagi, di tengah permintaan BBM yang terus naik, sementara barang ini semakin langka.
Di tengah kesulitan itulah, sebuah terobosan muncul dari Andrias Wiji Setyo Pamuji. Pria berusia 32 tahun jebolan Teknik Kimia ITB ini sejak tahun 2002 lalu telah mengembangkan reaktor Biogas dengan bendera CTL (Cipta Tani Lestari) Agrotechnology. Tercatat sejak tahun 2002 hingga kini, CTL sudah memproduksi 5500 unit reaktor Biogas yang dipasarkan mulai dari Aceh hingga Papua.
"Reaktor Biogas yang saya kembangkan ini tergolong murah dari segi cost untuk pemakaian rumah tangga Indonesia, serta cenderung aman dan efisien dalam penggunaannya", kata Andrias yang ditemui oleh VIVAnews saat peresmian pengembangan Biogas di Subang pada Rabu (12/5).
Pengembangan Biogas -- hasil kerjasama antara Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dengan kelompok usaha makanan dan minuman Danone Aqua -- ini berlangsung di Kecamatan Sagalaherang-Cisaat, Kabupaten Subang.
Peluncurannya dihadiri juga oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup RI, Prof. Dr. Ir. Gusti Muhammad Hatta, MS. yang meresmikan 202 unit Biogas untuk peternak sapi di kawasan Subang dan Bandung Barat.
"Saya berharap proyek Biogas ini bisa semakin meringankan hidup para peternak sapi, kotoran sapi juga tidak terbuang percuma dan dapat digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat, lingkungan kehidupan masyarakat juga bisa lebih berkualitas, gas metan yang dihasilkan kotoran sapi bisa diminimalkan sehingga lingkungan lebih sehat," kata Hatta dalam sambutannya.
Bernard Ducros, Presiden Direktur PT Tirta Investama (Danone Aqua) mengatakan program pengembangan Biogas ini sangat menarik bagi kelompok usaha yang bergerak juga di bidang produk makanan berbasis dairy, seperti keju dan susu dimana bahan bakunya dihasilkan dari peternakan sapi.
"Kami ingin membantu para peternak sapi agar bisa memiliki kualitas hidup yang lebih baik dengan menggunakan Biogas ini, dimana kotoran sapi dapat dimanfaatkan untuk pengganti bahan bakar minyak atau elpiji," tandas Bernard.
Untuk proyek ini, Aqua Danone mengucurkan dana cuma-cuma sebesar Rp 1 juta untuk setiap unit Reaktor Biogas yang berharga jual Rp 2,7 Juta. "Sisanya para peternak sapi bisa membayar secara cicilan melalui Bank Syariah Mandiri setiap bulannya sebesar Rp 72.000 selama jangka waktu dua tahun," kata Andrias.
Cara kerja Reaktor Biogas sendiri terbilang praktis. Satu ember kotoran sapi yang dicampur dengan satu ember air dalam bak yang telah dicampur dan diaduk hingga encer dalam tempo 6-8 jam akan terfermentasi dan berproses menjadi biogas. Semakin banyak kotoran sapi yang dimasukkan dalam tabung biodigester (terbuat dari bahan fiberglass), ketersediaan gas sebagai bahan bakar akan semakin banyak.
© VIVA.co.id
Terima Kasih Anda Baru saja membaca Artikel yang Berjudul Biogas Dari Kotoran Sapi Jika menurut anda bermanfaat Silahkan di share ke yg lain, Jangan lupa Tinggalkan jejak di form komentar atau Buku tamu, Semoga bermanfaat
Salam Ukhuwah..!!!