Kisah Nyata yang sangat menyentuh kalbu..membuat ku tersadar bahwa keimanan ku masih jauh dari kata sejati..
Mudah
-mudahan bisa menjadi bahan perenungan kita bersama…
======================================================================
Ahmed putraku
Ummi tak tahu kenapa pagi ini kau bersikeras
Pergi ke pasar untuk belanja dapur kita
Dimana biasanya Ummi yang melakukannya
katamu,”Biar Ummi di rumah,
Ummi mengaji saja di kamar
Biar Ahmed yang pergi ke pasar
Sekali ini saja.”
Kau sangat bersikeras
Ahmed putraku
Ummi tak ada prasangka padamu
Lelaki kecilku yang dibanggakan Abimu juga aku
Lalu kau pun pergi membawa keping logam tersisa
Untuk ditukar dengan apa saja sekedar hidup hari ini
Ummi lalu kembali larut dalam ayat Quran cinta kita
Kemudian mendadak suara langit menggelegar
Pesawat dari neraka datang lagi
Diikuti dentum keras terdengar
serasa dekat di telinga Ummi
Lalu tiba-tiba saja Ummi merasa khawatir denganmu
lalu bergegas keluar rumah
seperti para tetangga Ummi
Mencari tahu apa yang telah terjadi
semua berlari ke arah pasar tempat kau pergi
Ahmed putraku
Lalu ummi melihatmu terkapar di jalan
Diantara raga-raga tak bergerak lainnya
Kau sekarat disana. Tanganmu saja yang bergerak
Ahmed putraku
Ummi spontan membopongmu mencari pertolongan
Di mulutmu hanya ada suara
Suara yang sangat kita kenal
“Allah! Allah! Allah! Allah!” Lirih Lemah
Tapi menembus kuat hingga langit tertinggi
Dan Allah ternyata memberi cinta di pagi ini padamu
Juga pada Ummi lalu kubisikkan kata di telingamu,
“Putraku tersayang, Sampaikan pesan Ummi pada Abimu di syurga bahwa
ummi akan lanjutkan perjuangan kalian . Ummi akan teruskan perlawanan
kalian.
Selamat jalan Ahmed anakku terkasih
Selamat jalan syahidku cintaku
Ternyata Allah telah memanggilmu pagi ini
Biarkan Ummi menangis terakhir kalinya
mengantarmu pergi ke taman kehidupan sebenarnya
dimana Abimu menunggu di pintu gerbangNya
Tunggu Ummi ya nak, tunggu
Kita kelak akan bersama lagi seperti dulu …
Laailahailallah Muhammadarrosulullah
Innalillahi wa innailaihirojiuuuwn…”
http://www.tehdewi.com/aku-dan-takdirku-maafkanlah-aku/