"Ku masih disini untuk menunggu
Saat-saat indah itu hadir
Saat hati dipenuhi dengan sejuta rasa
Sejuta rindu untuknya
Akan kusemai dengan butiran-butiran cinta hanya untuknya"
♥♥♥♥
“Hmm… puisi cinta lagi ya Ra?” tanyaku pada Naura saat menemukan sebuah kertas dimeja belajarnya.
Naura yang sedang merapikan pakaian dilemarinya segera merebut kertas itu dari tanganku.
“Jangan dibaca mba Nicke, itu punya Naura tahu” keluhnya - rona wajahnya mulai memerah karena malu -
Aku tersenyum, melihatnya ”Sekolah dulu yang benar baru bicara cinta, katanya pengin masuk Universitas Negeri Semarang bareng mba,, ya harus belajar yg rajin toh dek..” ucapku sambil berlalu keluar dari kamarnya, sekilas kulihat wajahnya cemberut menatapku.
¤¤¤
Oya perkenalkan aku Nicke Aditya Putri dan
saat ini aku kuliah pada tingkat pertama fakultas Bahasa dan Seni, Naura adalah salah satu keponakanku yang sekarang ini tinggal bersama keluargaku, dia sudah seperti adik kandungku sendiri, saat ini ia masih duduk dibangku SMU tepatnya kelas 3. Dia menjadi adik kesayanganku karena ia sangat penurut. Apalagi semenjak ia memutuskan untuk berhijab, sosoknya yang dulu ku kenal tomboy mulai berubah menjadi sosok muslimah yang anggun dan cantik dengan jilbabnya.
Jika menoleh lagi kebelakang bagaimana usaha yang kulakukan dulu untuk membuat ia menjadi seperti saat ini bukanlah perkara mudah. Dimulai dari usahaku mengenalkannya pada lingkungan Remaja Mesjid didesa kami, hingga memberikannya jilbab untuk pertama kali. Aku masih ingat komentarnya dulu saat kuhadiahkan sebuah jilbab pada ulang tahunnya yang ke 15.
“Mba Nicke nggak salah kasih hadiah kan?”
“Nggak, jilbab ini khusus mba belikan buat Naura” jawabku.
“Tapi Ra kan minta celana jeans yang model terbaru itu, bukannya jilbab, mba nicke kan tahu jilbab itu bukan gaya pakaianan Ra”
“Memakai jilbab bagi wanita yang sudah akhir baliq adalah sebuah kewajiban bukan gaya pakaian ataupun sekedar ikutan mode. Bukankan Ra sudah pernah mendegarnya dipengajian rutin remaja masjid”
“Iya Ra tahu, tapi...”
“Sudah, jangan pake tapi-tapi lagi, sekarang coba dipakai ya adikku sayang”
Naura dengan wajah cemberut mulai memakai jilbab itu, aku bantu merekatkan peniti pada kain jilbab bawah dagunya.
“Subhanallah coba lihat dik, kamu kelihatan lebih cantik dan anggun kalau pakai jilbab”
Sejak saat itu ia mulai memakai jilbab, tapi masih mengenakan celana jeansnya. Pelan-pelan ku beri ia pengarahan lagi. Setiap ada pengajian dimesjid aku selalu mengajaknya. Walaupun ku tahu ia sering ketiduran disudut masjid saat ustadzah sedang menyampaikan tausyiahnya. Saat dirumah ku tanyakan apa yang disampaikan ustadzah, dia hanya tersenyum.
Tapi Naura masih tetap membuat ayah kesal, suatu hari kami dikejutkan dengan kedatangan seorang guru dari sekolahnya yang memberitahukan kalau Naura telah menampar seorang teman lelakinya disekolah. Hingga mendapatkan teguran keras dari gurunya. Bisa dibayangkan betapa malunya ayah saat itu. Naura dimarahi ayah semalaman. Tapi dia menyangkalnya dengan dalih ingin melindungi teman perempuannya yang hendak dilecehkan.
“Bagaimana kamu bisa melindungi orang lain, sementara dirimu sendiri tidak terurus dengan baik. Wanita tapi kelakuannya seperti lelaki, tak bisakah kau contoh kakakmu itu” ungkap Ayah kesal.
Sementara Ibu memeluk lenganya dan berkata “Naura sudah besar nak, bersikaplah sebagaimana seorang muslimah. Ibu tahu niat baik Ra. Tapi Naura juga harus ingat posisi Naura yang dirugikan sekarang justru Naura sendiri kan?”
Naura diam saja. Saat hendak tidur aku menghampirinya.
“Naura, tahu dik kenapa ayah dan ibu marah tadi?”
“Tahu, karena ayah dan ibu tidak menyukai Ra kan”
“Bukan adikku, tapi karena mereka sangat mencintaimu melebihi cintanya pada dirinya. Ayah dan ibu ingin yang terbaik untuk Ra, jadi coba direnungkan nasehat mereka tadi ya dik . Dan sebaik-baiknya pelindung bagi wanita adalah hijab sehingga dia dapat terhindar dari niat-niat buruk pihak yang tak bertanggung jawab”
¤¤¤
Dan disuatu hari yang cerah Naura berdiri dihadapan kami, Aku, Ayah, dan Ibu dengan mengenakan gamis dan jilbab lebarnya.
“Subhanallah... Naura kamu cantik sekali nak” komentar Ibu.
“Ini Naura anak Ayah kan?” Tanya Ayah tak percaya rona kebahagiaan terpancar jelas diwajahnya.
Aku mendekati dan memeluknya.
“Naura nanti jangan jadi muslimah musiman ya, pake jilbab hanya karena mau memasuki bulan Ramadhan saja” ucapku setengah berbisik.
“Ih... mba nicke, komentarnya yang baik dikit napa, kayak Ayah dan Ibu misalnya bukannya malah buat Ra kesal”
“Hehee sapa tahu ada udang dibalik bakwan, ada maksud tersembunyi gitu. Seperti fenomena jilbaber remaja saat ini”
“Nggak ada mbaa...!! Ra berjilbab ihklas karena ALLAH dan Ra ingin menjaga izzah”
“Alhamdulillah... Mulai pinter adik kakak”
“Udah dari dulu tahu” celetuknya.
“Sudah-sudah kenapa jadi ribut gini. Nicke berhentilah mengoda adikmu” kata Ayah.
Kami tertawa
Terima kasih Ya ALLAH untuk hidayah yang Engkau berikan pada adikku.
¤¤¤
Sejak saat itu Naura adikku benar-benar menjelma menjadi sosok muslim yang seutuhnya. Ia tidak pernah lagi ketiduran dimasjid saat ada pengajian bahkan saat sesi tanya-jawab, Naura yang paling sering bertanya. Saat dirumah dia lebih sering mengaji ataupun belajar dari buku-buku Islam. Dulu Naura paling gemar mendengarkan lagu-lagu pop dan rock tapi sekarang setiap pagi yang terdengar dari kamarnya adalah lantunan shalawat ataupun nasyid yang ia putar dari tapenya.
Setiap ada waktu senggang dirumah, ia lebih sering mengajakku diskusi tentang agama. Kami sering membahas masalah remaja muslim. Oya Naura mulai aktif diorganisasi Islam disekolahnya atau yang lebih dikenal dengan istilah ROHIS. Bahkan teman-teman ROHISnya sering berkunjung kerumah.
¤¤¤
Sore itu aku mengendarai motor bebek tuaku menuju rumah, setelah seharian berkutat dengan aktifitas kampus. Sesampai dirumah aku menujun kekamar Naura hendak menyerahkan buku yang ingin ia baca yang ku pinjam diperpustakaan.
“ Ra, ini buku pesanan kamu tapi senin depan harus dikembalikan ya” ucapku sembari membuka pintu kamarnya.
“Naura sedang Ibu suruh kewarung Bu Ina. Ndu” jawab Ibu dari dapur.
Sebaiknya kuletaknya dimeja belajarnya saja. Dan saat meletakkan buku tersebut diatas meja aku melihat tumpukan kertas dimeja belajarnya. Kukira itu pasti puisi-puisi yang ditulisannya. Tapi ada sebuah benda yang menarik perhatianku saat itu. Sebuah amplop bewarna merah jambu yang berbuka.
Hatiku bertanya-tanya surat apakah itu karena biasanya aku tidak menemukannya disini. Ah, kenapa aku jadi mencurigai adikku sendiri, itukan privasinya tapi sebagai seorang kakak aku juga harus memperhatikan pergaulan adikku agar ia tidak terjerumus ke hal-hal negativ. Didorong rasa tanggung jawab itu aku mulai membaca isi surat itu.
Gubrakkk...!!!
Rasanya tubuhku telah terpentar jauh kesudut dinding kamar saat mengetahui surat itu adalah surat cinta untuk Naura.
♥♥♥♥
Teruntuk Naura Qanita
Yang terkasih
Bismillahirrahmanirrahim
Kutulis surat ini sebagai ungkapan dari hati
Dengan penuh kebimbangan dan kepasrahan
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Naura, bagaimana kabar imanmu hari ini?
Semoga Kasih Sayang dari ALLAH selalu tercurah untukmu disini. Aamiin.
Naura tahukah kamu apa yang paling diinginkan musafir diantara teriknya mentari dipadang yang tandus untuk melepas dahaga?
Iya kamu benar Naura yang diinginkan hanyalah air.
Dan berumpamaan itu diri ini tengah mencari pelabuhan untuk melabuhkannya.
Naura sejak bertemu dan kenal denganmu pada rapat rohis sebulan lalu.
Entah kenapa disudut hati ini mulai dihiasi dengan senyuman dari wajahmu dan bayang-bayang itu terus menghantuiku.
Hati ini mulai dirundung kegelisahan karenanya.
Naura saat ku ceritakan hal ini pada teman-temanku.
Mereka mengatakan kalau aku telah jatuh cinta padamu.
Aku mencoba menyangkalnya tapi hati kecil ini tak dapat dibohongi karena aku benar-benar menyukaimu.
Maafkan atas kelancanganku ini Naura,
Yang telah berani mengusik ketenangam hatimu.
Aku tak sanggup lagi memendamnya karena seperti penggalan puisi yang pernah kamu tulis dimading bahwa “Cinta adalah anugerah dari ALLAH yang harus dijaga”
Jadi dengan mengharap anugerah dari-Nya,
Maukah kau menjadi pengisi relung hati ini dengan cintamu?
Kita bisa bekerja sama mengembangkan dakwah disekolah agar lebih baik lagi.
Kumohon dengan sangat kesedianmu untuk menjawabnya.
Karena hati ini akan terus menunggunya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
Yang menunggumu
Muhammad Yusuf
♥♥♥♥
Astagfirullah...Yaa Rabbi...
Ada yang salah disini, dadaku sesak sekali ketika membaca semua ini, aku ingin marah tapi...
Ku baca kertas-kertas lainnya. Sepertinya tulisan Naura yang baru ditulis.
♥♥♥♥
Untuk Kak Yusuf
Yang di cintai Allah
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Kak yusuf, Alhamdulillah kabar Naura baik semoga begitu juga dengan kakak.
Jujur Ra, sempat kanget saat Ayu menyerahkan surat dari kakak pada Ra.
Ra nggak nyangka kalau ternyata disudut sana ada hati yang diam-diam mencintai Ra.
Naura sangat sedih mendengarnya karena Ra sudah membuat hati kakak gundah dan atas keberanian kakak mengungkapannya dengan memakai dalih sarana dakwah membuat ketakutan Ra terhadap ALLAH semakin besar.
Naura memang masih dalam tahap pembelajaran untuk mendalami islam, dan Ra masih ingin terus belajar memperbaikinya. Kak Yusuf tentu tahu bahwa dalam islam tidak ada pembenaran atas pacaran itu atau pacaran Islami karena pacaran bukan bagian dari Islam melainkan budaya Jahiliyah yang harus ditinggalkan oleh segenap remaja muda islam. Sepertinya halnya mustahil ada judi yang Islami, bangkai islami, khalwat islami dan lainnya. Yang haram tetaplah haram dan tidak bisa berubah hukum sekalipun dikaitkan dengan simbol-simbol islam.
Kak Yusuf, apakah bisa dikatakan pacaran islami hanya karena saat berkunjung memakai baju koko, masuk kerumah pacar mengucapkan salam, mau pegangan tangan baca bismillah, saat selesai ciuman mengucapkan Alhamdulillah dan selesai zina mengucapkan istighfar?
Na’uzubillah... sungguh perilaku yang melecehkan Islam.
Bukan maksud Ra untuk menggurui kakak, tapi tentunya kakak lebih paham dari Ra, bahwa pacaran merupakan jalan menuju zina. Karena syaitan tak pernah tinggal diam untuk mengoda iman dan itu yang paling Ra takutkan, Ra takut akan murka ALLAH.
Naura ingin menjaga hijab dan izzah seperti mba nicke, naura tak perduli dengan anggapan teman-teman yg mengatakan kalo Naura dan mba nicke itu sok suci, sok agamis atau apalah itu karena tidak mau berpacaran. Ra, hanya ingin mencontoh keshalihan ummi Khatijah dan Istri-istri Rasulullah lainnya..
Mba Nicke pernah berpesan “Jadilah jilbab sebagai wadah untuk memperbaiki akhlak, jangan jadi jilbaber musiman, pake jilbab hanya sebagai tameng agar dinilai baik oleh orang lain”
Maaf Ra tidak bisa menerima perasaan kakak, InsyaALLAH jika memang ALLAH menakdirkan kita berjodoh suatu saat nanti ALLAH pasti menyatukan kita. Bukankah laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik dan begitu pula sebaliknya.
Kak Yusuf, udah dulu ya ibu nyuruh Ra ke warung .
Semoga dapat dipahami.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang masih belajar untuk Istiqamah
Naura Qanita
♥♥♥♥
Aku tersenyum membacanya, butir-butir air mata keharuan juga hadir dipipi ini. Naura adik kecilku dulu, kini benar-benar telah tumbuh menjadi muslimah yang belajar istiqamah, Subhanalloh ^_^
“Kakak bangga padamu dik” ucapku lirih.
“Mba Nicke, kenapa baca punya Ra” tiba-tiba Naura sudah berada dibelakangku.
Aku tersenyum, “habisnya adik kakak ini, dapat surat cinta malah diletakkan sembarangan jadi jangan salahin kakak”
“Balikin kak, Ra kan malu jadinya itu bukan surat cinta” Naura mencoba merebut surat itu dari tanganku.
“Ah... yang bener? Tapi disini ada yang bilang 'Naura sejak bertemu dan kenal denganmu pada rapat rohis sebulan lalu. Entah kenapa disudut hati ini mulai dihiasi dengan senyuman" belum selesai aku bicara naura sudah menutup mulutku dengan tangannya.
“Ssstttt... Mba nicke ntar kedegaran sama Ibu !”
Aku memeluknya, menahan tawa, “adik kakak benar-benar sudah dewasa sekarang, kapan-kapan ajarin kakak tentang konsep keluarga yang Islami ya” godaku sembari meyubit sayang pipinya yang mulai memerah.
“Kakak...!!!” jeritnya kesakitan tapi senyuman mulai mengembang dipipinya.
“Tapi dik, ada ya diakhir surat bilang begini ‘Kak Yusuf, udah dulu ya Ibu nyuruh Ra ke warung‘ ?”
“Ya habis tadi Ra buru-buru” jawabnya polos.
“Hehee lucu kamu dik. Lain kali kalau mau membalas surat cinta belajar dulu dengan ahli Bahasa dan Sastra Indonesia ya” ucapku sambil membusungkan dada.
“Tiiidddaaakkkk maaauuu...!!!!” pekiknya.
"Mba.. sebenernya Naura ini akhwat bukan sih?" tambahnya..
"InsyaAlloh sayang ^_^"
"Mba, kalo Ikhwan itu biasanya berjenggot ya mba?"
"Memang kenapa? ko tanya seperti itu?"
"Habis ga ayah, om, sama ikhwan yg ikut rohis pd berjenggot semua"
"Tapi ganteng to? haha :D"
Tawa kami pun membuncah bersamaan...
¤¤¤
♥♥♥♥
Cinta tidak buta karena tidak bermata dan tidak tuli karena tidak bertelingga.
Cinta itu pasif dan akan aktif bergantung cara manusia mengaktifkannya.
Rasa cinta adalah anugrah terindah yang ALLAH berikan, yang tidak bersalah.
Namun terkadang sebagian dari kita suka lupa bahwa hati ini bisa buta oleh hawa nafsu.
Saat itulah yang haram sekalipun bisa menjadi halal.
Jadi, Pandai-pandailah mengaplikasikan cinta dalam hidup ini.
Dan satu hal yang harus diingat ada satu cinta.
Yang takkan pernah meninggalkan kita yaitu cintanya ALLAH.
♥♥♥♥