|
Aneh, di bulan nggak ada angin kok bendera Amerika Serikat berkibar-kibar seperti di tiup angin? |
Aneh,
di bulan nggak ada atmosfer kok bintang-bintang tampak redup seperti
kalau melihat dari bumi? Harusnya kan, terlihat terang-benderang karena
tak tertutup atmosfer? Itu adalah sekelumit keraguan banyak pihak
tentang benar tidaknya Neil Amstrong pernah mendarat di bulan.
Ninok
Leksono, seorang wartawan senior bidang Iptek dari Harian Kompas pernah
menulis teka-teki dan misteri Neil Amstrong pernah ke bulan, baik dari
sisi yang meragukan maupun dari bukti-bukti ilmiahnya.
Ya.,
pendaratan di Bulan-yang pertama dilakukan oleh astronot Amerika
Serikat, Neil Armstrong, 20 Juli 1969-telah dicatat dalam sejarah
sebagai salah satu pencapaian paling besar dari umat manusia.
Namun,
kini, setiap kali orang ingin merayakannya, berseliweran artikel yang
melecehkannya. Kini memang dikenal istilah "kontroversi pendaratan di
Bulan", atau malah "The Great Moon Hoax" atau "Kebohongan Bulan yang
Hebat".
Menurut Dr Tony Phillips, seorang pendidik sains, di
situs Science@NASA, semua bermula ketika stasiun televisi Fox
menayangkan program TV berjudul "Conspiracy Theory: Did We Land on the
Moon?" 15 Juli 2001.
Sosok yang tampil dalam tayangan itu
menyatakan bahwa teknologi Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA)
pada tahun 1960-an belum mampu untuk mewujudkan misi pendaratan di Bulan
yang sesungguhnya. Namun, karena tidak ingin kalah dalam lomba ruang
angkasa dalam konteks Perang Dingin, NASA lalu menghidupkan Program
Apollo di studio film.
Dalam skenario ini, langkah pertama Neil
Armstrong yang bersejarah di dunia lain, juga pengembaraan dengan
kendaraan Bulan, bahkan ayunan golf astronot Al Shepard di Fra Mauro
(salah satu tempat di Bulan) semua palsu!
Ya, menurut acara TV
Fox di atas, NASA menjadi produser film yang bloon 30 tahun sebelumnya
(dari saat acara tersebut ditayangkan tahun 2001). Sebagai contoh, pakar
dalam acara Conspiracy Theory menunjuk bahwa dalam foto astronot yang
dikirim dari Bulan tidak menampakkan bintang-bintang di langit Bulan
yang gelap. Apa yang terjadi? Apakah pembuat film NASA lupa menyalakan
konstelasi bintang?
NASA menyebutkan, perkara itu sudah dijawab
oleh fotografer bahwa memang sulit untuk memotret satu obyek yang sangat
terang dan satu obyek lain yang sangat redup di lembar film yang sama
karena memang emulsi film pada umumnya tidak punya cukup "rentang
dinamik" untuk mengakomodasi obyek yang sangat berbeda tingkat
terangnya. Astronot dengan pakaian angkasanya jadi obyek yang terang,
dan kamera yang diset untuk memotret mereka akan membuat bintang-bintang
latar belakang terlalu lemah untuk dilihat.
Lainnya yang
dipersoalkan adalah foto astronot yang menancapkan bendera di permukaan
Bulan, mengapa benderanya seperti berkibar bergelombang? Mengapa bisa
terjadi demikian, padahal tidak ada angin di Bulan? Dijelaskan, tidak
semua bendera yang berkibar membutuhkan angin. Itu karena
astronot-ketika menanam tiang bendera-memutar-mutarnya agar menancap
lebih baik. Itu membuat bendera berkibar.
NASA dalam kaitan
tuduhan rekayasa pendaratan Bulan ini mempersilakan siapa pun yang tetap
meragukan pendaratan di Bulan untuk mengakses situs-situs
BadAstronomy.com dan Moon Hoax, yang merupakan situs independen, tidak
disponsori NASA. Astronom Martin Hendry dari Universitas Glasgow dalam
edisi khusus "40 Tahun Pendaratan di Bulan" Knowledge yang diterbitkan
BBC juga menguraikan lagi tangkisan terhadap Teori Konspirasi.
- Akal sehat
Namun,
menurut Tony Phillips, bantahan paling baik atas tuduhan Kepalsuan
Bulan ini adalah akal sehat. Ada selusin astronot yang berjalan di Bulan
antara 1969 dan 1972. Di antara mereka masih ada yang hidup dan bisa
memberikan kesaksian. Mereka juga kembali ke Bumi tidak dengan tangan
kosong. Astronot Apollo membawa kembali 382 kg batu Bulan ke Bumi.
Kalau
orang meragukan batu ini dari Bulan, Ilmuwan Kepala di Sains dan
Eksplorasi Planet di Pusat Ruang Angkasa Johnson David McKay menegaskan
bahwa batuan Bulan sangat unik, jauh berbeda dengan batuan Bumi.
Pada
sampel Bulan tadi, menurut Dr Marc Norman, ahli geologi Bulan di
Universitas Tasmania, hampir tidak ada tangkapan air di struktur
kristalnya. Selain itu, mineral lempung yang banyak dijumpai di Bumi
sama sekali tidak ada di batuan Bulan.
Sempat ditemukan partikel
kaca segar di batuan Bulan yang dihasilkan dari aktivitas letusan gunung
berapi dan tumbukan meteorit lebih dari 3 miliar tahun silam. Adanya
air di Bumi dengan cepat memecahkan kaca vulkanik seperti itu hanya
dalam tempo beberapa juta tahun.
Mereka yang pernah memegang batu
Bulan-kalau di AS, seperti yang ada di Museum Smithsonian-dipastikan
akan melihat bahwa batu tersebut berasal dari dunia lain karena batu
yang dibawa angkasawan Apollo dipenuhi kawah-kawah kecil dari tumbukan
meteoroid, dan itu menurut McKay hanya bisa terjadi pada batuan dari
planet (atau benda langit lain) dengan atmosfer tipis atau tanpa
atmosfer sama sekali, seperti Bulan.
Dalam jurnal Knowledge,
Martin Hendry masih mengemukakan sederet tangkisan terhadap argumen yang
diajukan oleh penganut Teori Konspirasi, seperti tentang sudut bayangan
dalam foto yang aneh.
Lainnya lagi yang dijawab adalah mengapa
tidak ada kawah ledakan di bawah modul Bulan (yang disebabkan oleh
semburan roket modul pendarat); lalu juga mengapa sabuk radiasi Bumi
tidak menyebabkan kematian pada astronot?
Yang terakhir, mengapa
tidak ada semburan bahan bakar yang tampak ketika modul pendarat lepas
landas meninggalkan Bulan? Jawabannya karena modul Bulan menggunakan
bahan bakar aerozine 50, campuran antara hidrazin dan dimethylhydrazine
tidak simetri yang menghasilkan asap tidak berwarna, meski kalau ada
warna sekalipun kemungkinan besar juga tak terlihat dengan latar
belakang permukaan Bulan yang disinari Matahari.
http://jogja.tribunnews.com