Pemberian ASI secara eksklusif dan optimal akan membuat bayi tumbuh
sehat, kuat, dan cerdas. Bagaimana tidak? ASI mengandung 200 zat gizi
dan memberikan kekebalan buat bayi 20 kali lipat.
Menurut
Dr. Utami Rusli, Sp.A. MBA IBCLC, spesialis anak di RS St. Carolus
Jakarta, di dalam ASI terkandung lebih dari 200 unsur zat yang sangat
bermanfaat bagi pertumbuhan bayi. Zat-zat itu antara lain putih telur,
lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral, hormon pertumbuhan,
berbagai enzim, zat kekebalan, dan lain-lain.
Sayang
sekali masih banyak orang yang tidak paham betul bahwa ASI memiliki
nilai yang tiada tandingannya dibandingkan dengan susu formula atau
makanan tambahan lain. Kenyataan ini mesti disosialisasikan secara lebih
gencar dan terus-menerus.
Kelebihan ASI pertama-tama
terletak pada kekhususannya. Susu kuda sangat cocok untuk bayi kuda,
susu jerapah bagi bayi jerapah. Bayi manusia juga akan jauh lebih baik
jika diberi susu yang paling cocok, yakni ASI, bukan susu hewan.
Karena
itu, ASI sering kita kenal dengan sebutan ASI eksklusif (exclusive
breast feeding). Selain khusus karena berasal dari spesies yang sama,
yakni manusia, kandungan ASI bisa menyesuaikan kebutuhan bayi dengan
perkembangan usianya.
ASI yang keluar saat kelahiran
sampai hari ke-4 atau ke-7 disebut kolostrum. ASI yang keluar di hari
ke-7 sampai ke-10 atau ke-14 setelah kelahiran disebut ASI transisi. ASI
yang keluar sesudah hari ke-14 kelahiran disebut ASI matang. Komposisi
gizi ketiga jenis ASI tersebut masing-masing berbeda.
“Bahkan
terdapat perbedaan komposisi ASI dari menit ke menit,” tutur Ketua
Pemasyarakatan Pemberian ASI Eksklusif RS St. Carolus Jakarta ini.
Misalnya saja kandungan lemak pada ASI saat bayi berumur 3-5 hari adalah
1,85 g/dl. Pada saat usia bayi 15-18 hari, kandungan lemak itu menjadi
3,06 g/dl.
30 Menit Setelah Lahir
Pada hari
pertama setelah melahirkan, kandungan gizi ASI sangat tinggi. Dr. Utami
pun selalu menganjurkan agar selambatnya 30 menit atau setengah jam
setelah lahir, bayi harus segera disusui ibunya. Pada saat itu susu ibu
menghasilkan kolostrum, susu jolong, atau susu awal yang warnanya
kekuningan dan encer.
Kolostrum ini kaya zat gizi dan
antibodi yang berfungsi untuk melindungi bayi dari infeksi. Kolostrum
akan muncul lagi 30 jam kemudian. Itu artinya kalau bayi tidak segera
mendapat kolostrum pertama, dia kehilangan zat bergizi tinggi dari
ibunya.
Walaupun bayi masih punya kesempatan untuk
mendapatkannya, produksi kolostrum selanjutnya hanya 30 mililiter
sehari. Itu artinya, kolostrum diproduksi hanya satu mililiter dalam
satu jam.
Tentu saja ini sangat kurang. Padahal,
kolostrum mengandung protein, mineral, serta vitamin A, E, dan B12.
Bahkan kolostrum mengandung lebih sedikit lemak dan gula dibandingkan
dengan ASI yang diproduksi pada hari-hari berikutnya.
Secara
fungsional, kolostrum berperan membersihkan air empedu dan mucus
(meconium) pada saluran pencernaan bayi. Ini sangat penting karena pada
masa sesudah kelahiran, bayi sangat rentan terhadap infeksi dan
lingkungan yang sangat baru baginya. Kolostrum juga akan menghilangkan
rasa lapar pada bayi baru lahir tanpa harus disertai asupan gula atau
susu formula.
Menurut Dr. Utami, ASI yang keluar pada
lima menit pertama dinamakan foremilk. Komposisinya berbeda dengan ASI
yang keluar kemudian atau hindmilk. Foremilk lebih encer, mengandung
protein tinggi dan karbohidrat rendah.
Sementara
hindmilk mengandung karbohidrat tinggi, protein rendah, dan kandungan
lemaknya 4-5 kali lebih banyak dibandingkan dengan foremilk. Hindmilk
inilah yang mengenyangkan bayi.
Warisan Zat Kebal
Selain
mengenyangkan, kolostrum mengandung zat immunoglobulin atau kekebalan.
Jenis protein yang bertugas memerangi infeksi dalam tubuh itu tidak
dimiliki oleh susu hewan. Kandungan zat ini dalam kolostrum sekitar 10
hingga17 kali lebih banyak daripada di dalam ASI matang. Itu sebabkan
bayi yang mendapat ASI secara optimal memiliki kekebalan tubuh 15 sampai
20 kali lebih baik.
Sebenarnya tubuh bayi sudah
mulai membuat antibodi sendiri segera setelah dilahirkan. Namun,
antibodi itu baru akan mencapai puncak kekuatannya pada usia bayi
sembilan sampai 12 bulan.
Karena itu, ASI merupakan
antibodi bantuan yang paling kuat bagi pertumbuhan awal si bayi.
Terlebih lagi karena ASI ternyata mengandung berjuta-juta sel darah
putih yang bermanfaat untuk membunuh kuman jahat dalam usus bayi.
Kandungan
zat kekebalan ini benar-benar menakjubkan. Kekebalan tubuh ibu-ibu
terhadap berbagai penyakit akan diturunkan pada bayinya lewat ASI.
Seandainya ada seorang ibu mempunyai zat kekebalan terhadap lima
penyakit, bayinya juga akan memperoleh warisan yang sama.
Efektivitas
pemanfaatan ASI akan terasa sekali bila yang menyusui bayi itu adalah
ibunya sendiri. Bila dua orang ibu melahirkan dan bayinya tertukar, ASI
yang diberikan oleh keduanya tidak akan cocok walaupun tak memiliki efek
samping pada bayi.
Enam Bulan Pertama
Mengingat
ASI adalah makanan yang paling cocok bagi bayi, WHO menganjurkan agar
selama usia 0 sampai enam bulan bayi hanya diberi ASI sebagai menu utama
dan satu-satunya. Anjuran ini sangat beralasan karena selain setipe dan
memiliki zat kekebalan, kandungan ASI juga bisa mencerdaskan bayi.
Di
dalam ASI terdapat taurine yang sangat penting dalam proses pembentukan
sel-sel otak, sel-sel saraf, dan retina. Taurine adalah asam amino yang
digunakan untuk membantu penyerapan lemak dan vitamin yang larut dalam
lemak. Taurine juga membantu mengatur detakan jantung, menstabilkan
membran sel, dan memelihara kelangsungan sel-sel otak.
Selain
itu, taurine juga mengandung lemak rantai panjang. Lemak inilah cikal
bakal pembentuk Arachidonic Acid (ARA) atau asam linoleat (omega-6) dan
Docosa Hexaenoic Acid (DHA) atau asam alfa-linolenat (omega-3). Kedua
bahan ini diketahui amat berguna dalam perkembangan sistem saraf otak
dan indra penglihatan. Dr. Utami menegaskan bahwa DHA dan ARA ini tidak
terdapat dalam susu sapi atau susu hewan lain.
Walaupun
dalam susu formula (susu sapi yang dibuat dengan tambahan bahan lain)
dikatakan dilengkapi DHA dan ARA, penyerapan pencernaan bayi tidak akan
optimal, hanya sekitar 20 persen. Padahal, DHA dan ARA yang terdapat
dalam ASI bisa diserap oleh pencernaan bayi sebanyak 100 persen dengan
bantuan enzim lipase.
Optimalnya penyerapan DHA dan
ARA itu membuat perkembangan otak bayi semakin maksimal. Kecerdasannya
akan terus meningkat, apalagi bila sampai usia 12 bulan ia masih diberi
ASI, selain makanan tambahan lain yang bemanfaat.
Sehat Jiwa Raga
Manfaat
ASI tidak hanya berkaitan dengan kesehatan fisik. Efek pada kesehatan
jiwa juga ada. Dr. Utami menyatakan bahwa pemberian ASI eksklusif
merupakan bagian dari pendidikan anak. ASI tidak hanya mencerdaskan anak
dari segi otak, tetapi juga hati dan spiritualitas.
Walaupun
masih perlu penelitian lanjut terhadap kesimpulan itu, uraian sementara
ini bisa membantu menjelaskan konsep tersebut. Saat berada dalam
kandungan, bayi seolah berada dalam surga yang sungguh menyejukkan dan
menenteramkan.
Air ketuban yang silih berganti karena
selalu mengalami siklus bagaikan usapan lembut, rahim tempat bayi tidur
melindunginya dari bahaya, detak jantung ibu bagaikan senandung merdu
yang meninabobokan dia, dan napas ibu seolah ayunan yang menimangnya.
Suasana ini benar-benar nyaman dan tiada duanya bagi bayi.
Sewaktu
lahir, bayi benar-benar merasa terkejut dengan dunia yang lain sama
sekali dengan yang ia rasakan sebelumnya. Banyak hal asing harus
dihadapinya. Satu-satunya yang bisa dipercaya adalah sang ibu. Karena
itu, menyusui menjadi terapi yang sangat tepat untuk mengembalikan
suasana yang dirasakan bayi selama ada dalam kandungan.
Dekapan
dan elusan lembut sang ibu saat menyusui membuat bayi merasa aman dan
tenteram. Ketenteraman itu ikut mendukung pertumbuhan sang bayi dengan
lebih baik.
“Apalagi bila sang ibu membacakan
kata-kata bijak seperti dari kitab suci. Bayi akan semakin bertumbuh
sesuai harapan sang ibu, menjadi anak baik dan saleh,” tutur Dr. Utami. @
Abd
SUMBER